Di hari kemenangan semua hamba Allah yang moslem, saling bersilaturami, bermaaf-maafan terhadap keluarga, tetangga bahkan terkadang juga terhadap orang yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Senyuman terukir dibibir dengan wajah ceria dengan kemenangan yang disandang. Tapi aku punya pengalaman kecil dan sangat sederhana, yang membuat aku bertanya-tanya "Inikah hasil kemenangan selama berpuasa di bulan Ranmadhan yang Penuh Berkah?". "Inikah hasil Kasih Sayang Illahi Rabbi yang terjabar dalam berpuasa bulan Ramadhan?".
Pengalaman kecil dan sangat sederhana ini dapat dikatakan pengalaman yang tak berati, bahkan merupakan pengalaman picisan. Namun dari yang kecil dan sangat sederhana inilah aku belajar apa sebenarnya religius dan tidak berteori dengan ayat-ayat.
Waktu itu (tadi pagi), setelah aku menamu ke kubur ibu-mertua, mantan pacar, kemudian ke ibu kandung ku sendiri. saat itu akan berpapasan (sama-sama berkendaraan sepeda-motor) dengan seseorang cukup baya, haji (karena pakai kopiah haji) bersama keluarganya (tidak saling mengenal). Karena aku di belakang kendaraan roda-empat, aku mengalah dan mempersilahkan orang tadi lebih dulu. Setelah ia mendekat lalu ku beri senyuman. Apa yang terjadi? Beliau hanya melihat aku dengan pandangan tajam. Aku tetap tersenyum hingga beliau melewat. Aku tak habis pikir, koq bisa begitu. Apakah dia merasa telah merenggut kemenangan dengan pahala yang besar?
Tuhan, berkati kami agar debu-debu yang masih melekat di hati akan sirna dengan Cahaya Kasing-Sayang MU.
Tuhan, bersihkan hati kami dari hal-hal yang negatif dengan Cahaya Kasih MU
Tuhan, dekaplah aku dalam Kasih Sayang MU.
Amin
Salam,
A2Karim
0 komentar:
Post a Comment